Mengenal Kak Toto: Guru Lukis Individu Autisma

Di bawah pengawasan Timotius Suwarsito atau yang lebih dikenal dengan panggilan Kak Toto, Salman serta 5 anak lainnya yang merupakan penyandang autisme tengah belajar melukis. Anak-anak itu tengah menceritakan imajinasinya bukan melalui ucap suara, melainkan goresan warna.
Laki-laki yang akrab dipanggil Kak Toto dan berumur 47 tahun tersebut pada dasarnya tidak memiliki darah seni dari keluarganya. Kemampuan melukisnya diperoleh dari hasil belajar mandiri yang terasah seiring perasaan senangnya saat menggambar dengan media kanvas. Usaha tersebut membawa kak Toto memberanikan diri untuk menjadi seorang guru lukis.

“Awal jadi pengajar lukis di tahun 2001. Saya belajar setahun dengan seorang teman Pak Yohanes guru di Hadiprana Art Centre juga. Kemudian beliau melihat potensi saya, kemudian bilang, ‘Ini sih sebenarnya sudah bisa melukis, jadi tinggal belajar sebentar dan ikut saya mengajar saja’ Dan mulai tahun 2001 saya mulai akhirnya fokus menjadi pengajar di Hadiprana Art Centre,” ujar Kak Toto dalam program Sosok Minggu, (15/5/2022)

Ia juga menambahkan bahwa ia sangat menggemari aktivitas melukis dan mengajar. Sebelumnya ia aktif bekerja di bidang konstruksi yang membuatnya sulit meraih prestasi selama 6 tahun lamanya. Hal tersebut membuat ia memutuskan untuk keluar dan mencari mata pencaharian baru.

“Sebenarnya (dulu sempat) bekerja di tempat sipil, pekerjaan pembangunan itu memang cita-cita saya. Tapi berjalannya waktu, saya tidak mendapatkan sesuatu yang membuat saya menyenangi pekerjaan itu terus menerus. Jadi saya gampang capek, gampang stres,” ucap Kak Toto.

Ia juga menganggap bahwa aktivitas mengajar individu autisma saat ini dilakukan melalui panggilan hati dirinya.