Untuk mengajarkan individu autisma berpuasa, Parents tentu membutuh waktu yang cukup. Sebab, individu autis memerlukan latihan dan ketekunan dalam mengenal ibadah puasa yang akan dijalankan selama 12 jam.
Gracia Ivonika, M.Psi., yang merupakan seorang psikolog, memaparkan beberapa tips di bawah ini untuk mengajarkan individu autisma berpuasa:
- Jangan Mengenalkan Puasa Secara Mendadak
Nah, hal ini sangat penting ya Parents, mengingat anak autisme membutuhkan waktu untuk merasa lebih nyaman saat memiliki rutinitas barunya. Oleh sebab itu, untuk mengajarkan puasa pada anak autisme, orangtua perlu memperkenalkannya dari jauh-jauh hari dan dengan cara yang mudah dipahami.
- Kenali dengan Media yang Mudah Dipahami
Untuk menentukan media ini, Parents tentunya harus memahami tipe pembelajaran si kecil ya, apakah audi atau visual. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh dalam proses belajar mereka.
“Kalau anak dirasa sudah siap, sesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaannya. Contoh, anak lebih mudah memahami informasi baru lewat cerita. Maka, dapat diajarkan tentang cerita-cerita puasa sederhana,” ucap Gracia.
- Lakukan Secara Bertahap
Kalau si kecil sudah mulai memahami dan mengenal makna serta konsep puasa, Parents bisa nih mulai mengajarkan si kecil untuk berpuasa setengah hari dan dilanjutkan sehari penuh keesokannya. Ya, intinya sih harus step by step ya. Jangan lupa pahami kemampuan mereka
- Buat Penanda Waktu
Parents bisa loh membuat semacam penanda atau laram yang dapat membuat si kecil mengingat aktivitas baru mereka. Seperti memberitahu bahwa mereka hanya boleh makan setelah adzan magrib.
- Apresiasi Setiap Usaha Anak
Apresiasi sangat dibutuhkan agar anak semakin semangat untuk menjalankan ibadah puasa. Hal ini bisa dilakukan, misalnya dengan menyajikan makanan kesukaannya untuk berbuka puasa.